Ibu Profesional, Kelas Bunda Sayang, Meningkatkan Kecerdasan Anak

Terampil dengan Jarum: Benangku Berwarna Warni

Bismillaahirrohmaanirrohiim,

Memasuki hari ketiga proyek Terampil dengan Jarum, Raisa dan Naura sudah tidak sabar ingin segera mulai bekerja dengan jarum dan benang. Sebelum membuka perangkat sulam, saya ingatkan lagi mereka agenda kali ini adalah berkenalan dengan perangkat menyulam. Mengapa perlu berkenalan? Supaya mereka mengetahui bahwa barang yang dibutuhkan dalam menjahit atau menyulam bukan sekedar jarum dan benang. Dan tentunya agar mereka bisa memanfaatkan perangkat tersebut sesuai peruntukannya.

Dalam sekejap isi tas perangkat sulam sudah bergeletakan di atas karpet.

“Stop stop dulu, ayo kita kenalan dulu sama barang-barang ini satu persatu…”

20181106_114336077_iOS.jpegSaya pun mulai mengarang bebas tentang pembidang (embroidery hoop), jarum, pendedel, alat bantu memasukkan jarum dan tentunya benang sulam. Benang sulam yang berwarna warni ini yang membuat Raisa dan Naura tidak sabar untuk segera mulai beraksi.

Namun lagi-lagi bunda belum mengizinkan mereka mulai bermain dengan jarum, karena kali ini kami baru mulai bermain dengan benang. Salah satu perangkat bernama floss bobbin yaitu semacam sekoci tapi untuk benang sulam, fungsinya adalah menggulung benang sulam sehingga rapi dan tidak kusut.

Kurikulum kali ini adalah memindahkan benang sulam ke floss bobbin untuk memudahkan mereka menggunakan benang dan membiasakan untuk mengunci benang pada sisi floss bobbin agar benang tidak terlepas dan berpotensi kusut.

Masing-masing dari mereka saya minta memilih 4 (empat) warna untuk kemudian mereka gulung ke dalam floss bobbin. Pertama kali Raisa memilih warna biru, warna favoritnya, sedangkan Naura memilih warna magenta yang masih sekeluarga dengan warna favoritnya, pink. Merekapun mulai memasukkan benang ke dalam gulungan floss bobbin.

“Udah Bun, boleh pilih warna lagi?”

Ternyata Naura sudah selesai menggulung dan siap untuk menggulung benang berikutnya. Melihat adiknya sudah masuk ke gulungan kedua, Raisa terdengar sedikit mengeluh,

“Adek kok cepet amat gulungnya, aku gak cepet …”

Waktu saya lihat cara menggulungnya, saya langsung mengerti mengapa Raisa lebih lambat menyelesaikan satu gulungan. Raisa merupakan anak yang cukup detil, sehingga saat menggulung ia ingin gulungan yang dibuatnya rapi. Itu sebabnya Raisa membutuhkan waktu lebih lama untuk menggulung. Sebaliknya Naura lebih efektif, selama tujuan menggulung benang terpenuhi, Naura sudah merasa cukup sehingga ia bisa bekerja lebih cepat. Bagi saya masing-masing sitat memiliki kelebihan dan kekurangan, namun kali ini saya ingin membiarkan dahulu mereka menemukan dan mengenali sendiri sifat mereka.

Tak sabar rasanya menunggu mereka memulai memegang jarum dan benang dan mulai mencoba menusukkan jarum di kain membuat berbagai macam tusukan yang sudah mereka pelajari.

Slough-United Kingdom, 6 November 2018

#KuliahBundaSayang
#GameLevel3
#Family Project
#MyFamilyMyTeam
#Tantangan10Hari
#MelatihKecerdasan
#Hari3

 

Leave a comment